Calon Wakil Bupati Langkat, Adli Tama Hidayat Sembiring berjanji memperbaiki sektor Pertanian. |
SALAPIAN | radarsumut:
Di tengah gemuruh acara pesta rakyat "Buro Ate Tedeh" yang digelar di Desa Ujung Bandar, Kecamatan Salapian, suasana mendadak syahdu saat sekelompok petani setempat menyerahkan cinderamata berupa hasil bumi palawija kepada calon Wakil Bupati Langkat, Adli Tama Hidayat Sembiring.
Bukan sekadar cinderamata biasa, persembahan ini menjadi simbol harapan besar para petani palawija yang merasa sektor mereka sering terabaikan di Kabupaten Langkat yang dikenal dengan dominasi perkebunan sawit.
Cinderamata berupa terong, cabai, dan jagung itu diserahkan dengan penuh haru dan harapan.
Masyarakat petani ingin agar perhatian pemerintah tidak hanya tertuju pada komoditas sawit, tetapi juga pada mereka yang mengandalkan palawija sebagai sumber penghidupan.
“Selama ini, kami petani palawija di Desa Ujung Bandar seperti anak tiri. Sawit memang menjadi fokus utama di Langkat, tapi kami yang menanam palawija seperti cabai, terong, dan jagung merasa kurang diperhatikan,” ujar Cinta Sembiring, salah seorang petani yang turut menyerahkan cinderamata tersebut.
Kelangkaan pupuk subsidi, rendahnya harga jual hasil bumi, dan minimnya akses pasar menjadi deretan keluhan yang kerap dihadapi para petani palawija.
Mereka berharap, melalui kepemimpinan Iskandar Sugito dan Adli Tama, kebijakan yang lebih berpihak kepada sektor palawija dapat dihadirkan.
Adli Tama Hidayat Sembiring, yang menerima langsung cinderamata tersebut tak bisa menyembunyikan rasa haru dan tanggung jawab yang kini bertambah besar di pundaknya.
Ia berjanji, jika terpilih, dirinya bersama Iskandar Sugito akan memperhatikan semua sektor pertanian tanpa kecuali, termasuk palawija yang sering terpinggirkan.
“Saya memahami betapa pentingnya palawija bagi kehidupan masyarakat di sini. Terima kasih atas cinderamata ini, ini menjadi pengingat bagi saya bahwa perhatian kita tidak boleh hanya fokus pada sawit.
Kami berjanji akan memperhatikan sektor palawija agar para petani seperti kalian mendapatkan hak dan dukungan yang layak,” ujar Adli dengan penuh kesungguhan.
Suasana desa yang semula penuh dengan tawa dan keceriaan pesta rakyat, seketika berubah menjadi penuh harapan.
Harapan bahwa perubahan itu nyata, dan bahwa suara mereka didengar oleh calon pemimpin mereka.
Para petani Ujung Bandar kini menanti saat di mana mereka, yang sering terlupakan, dapat kembali merasakan kesejahteraan dari hasil keringat dan kerja keras mereka di ladang palawija.(***)